Pada awal musim 2023/2024, dunia sepak bola diperkenalkan dengan hubungan mentor-mentee yang tak hanya memengaruhi karier mereka, tetapi juga perjalanan dua klub besar Liga Inggris: Manchester City dan Arsenal. Mikel Arteta, yang saat ini menjadi manajer Arsenal, telah menjadi bagian integral dari era keemasan Pep Guardiola di Manchester City. Namun, meskipun hubungan mereka begitu erat, ada banyak spekulasi yang muncul seiring berjalannya waktu, termasuk isu bahwa Arteta bisa menjadi penerus Guardiola di Etihad Stadium suatu hari nanti.
Kisah hubungan antara Mikel Arteta dan Pep Guardiola dimulai pada tahun 2016, ketika Arteta bergabung dengan Guardiola di Manchester City sebagai asisten pelatih. Sebelumnya, Arteta telah mengakhiri karier bermainnya di Arsenal dan memilih untuk mengejar karier sebagai pelatih. Pada saat itu, Guardiola baru saja memulai tugas pertamanya di City dan mencari seseorang dengan pengalaman serta pemahaman mendalam tentang gaya permainan yang diinginkan, yakni permainan dengan penguasaan bola yang dominan.
Mikel Arteta, yang memiliki pengalaman bermain di Barcelona di bawah arahan Guardiola sebelumnya, merupakan pilihan ideal. Meski baru saja bertransisi dari pemain ke pelatih, Arteta mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam merumuskan taktik dan filosofi permainan Guardiola yang menekankan penguasaan bola dan pergerakan yang dinamis.
Pada akhir 2019, Arteta meninggalkan Manchester City untuk menjadi manajer Arsenal, menggantikan Unai Emery yang dipecat. Keputusan ini sempat membuat banyak orang bertanya-tanya: apakah Arteta akan mampu membawa filosofi Guardiola ke klub dengan sejarah besar seperti Arsenal? Namun, dengan pendekatan yang penuh keyakinan dan kerja keras, Arteta berhasil meraih beberapa pencapaian penting, termasuk memenangkan FA Cup pada 2020 dan Community Shield pada tahun yang sama.
Di bawah bimbingannya, Arsenal mulai bermain dengan intensitas dan kontrol bola yang mengingatkan banyak orang pada gaya permainan Manchester City. Arteta mengadaptasi banyak prinsip yang dia pelajari dari Guardiola, tetapi dengan sentuhan khas Arsenal yang menekankan kecepatan dan serangan langsung.
Guardiola sendiri tidak pernah ragu untuk memberikan pujian kepada Arteta, bahkan setelah Arteta meninggalkan City. Dalam berbagai wawancara, Guardiola sering mengungkapkan rasa bangganya terhadap perkembangan mantan asistennya itu. “Mikel adalah salah satu orang terbaik yang pernah saya ajak bekerja. Saya tahu dia memiliki kemampuan untuk menjadi pelatih hebat,” kata Guardiola dalam suatu kesempatan.
Bagi Guardiola, Arteta bukan hanya sekadar asisten, tetapi juga seorang sahabat yang memahami filosofi sepak bola secara mendalam. “Dia adalah seseorang yang sangat saya percayai dalam hal keputusan taktikal. Kami memiliki komunikasi yang luar biasa, dan saya merasa bahwa dia memiliki pemahaman tentang sepak bola yang sangat dalam,” tambah Guardiola.
Seiring dengan kesuksesan yang terus diraih Arteta di Arsenal, muncul spekulasi bahwa dia bisa menjadi penerus Guardiola di Manchester City suatu saat nanti. Beberapa sumber di dalam klub City bahkan mengungkapkan bahwa Arteta adalah kandidat utama yang dipertimbangkan untuk menggantikan Guardiola jika pelatih asal Spanyol itu memutuskan untuk meninggalkan City.
Namun, Arteta sendiri tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda ingin kembali ke Manchester City, apalagi untuk menggantikan Guardiola dalam waktu dekat. “Saya sangat menghargai waktu saya di City dan segala yang telah dipelajari, tetapi saya merasa saat ini saya memiliki tantangan yang luar biasa di Arsenal,” ujar Arteta dalam sebuah wawancara.
Sementara itu, Guardiola juga telah berulang kali menegaskan bahwa Arteta adalah sosok yang sangat berpotensi besar untuk menjadi pelatih top di masa depan. Namun, Guardiola juga menyadari bahwa setiap pelatih memiliki jalannya masing-masing dan akan mengikuti jalan yang mereka rasa paling tepat.
Dari segi gaya bermain, baik Manchester City maupun Arsenal sama-sama mengedepankan penguasaan bola dan pressing tinggi, dua elemen yang sangat menonjol dalam filosofi Guardiola. Namun, Arteta menerjemahkan filosofi tersebut dengan cara yang sedikit berbeda di Arsenal. Sementara City lebih mengedepankan penguasaan bola yang sangat terstruktur, Arteta sering memanfaatkan transisi cepat dan serangan balik yang efektif, terutama melalui pemain-pemain muda seperti Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli.
Perbedaan ini menjadikan Arsenal tim yang sangat dinamis, dengan gaya permainan yang lebih agresif di sektor serangan, namun tetap menjaga penguasaan bola sebagai prioritas. Sementara City, meskipun juga tetap agresif, lebih cenderung menguasai tempo permainan secara keseluruhan.
Hubungan antara Mikel Arteta dan Pep Guardiola lebih dari sekadar mentor dan murid. Mereka berdua telah menciptakan dampak besar dalam dunia sepak bola, baik melalui kerja sama mereka di City maupun melalui perjalanan Arteta yang terus berkembang di Arsenal. Meskipun spekulasi mengenai Arteta sebagai penerus Guardiola mungkin akan terus berlanjut, yang jelas hubungan mereka mencerminkan rasa saling menghormati dan kerja keras yang tak terbantahkan.
Apakah Arteta akan kembali ke Manchester City di masa depan? Hanya waktu yang akan menjawab. Namun yang pasti, hubungan ini tidak hanya akan berlanjut, tetapi juga akan terus berkembang, baik di dalam maupun di luar lapangan.
0 Komentar