Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Rencana Bahrain untuk Perubahan Peraturan Penalti FIFA: Menuju Sepak Bola yang Lebih Adil?



Manama, Bahrain – Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) mengejutkan dunia olahraga dengan mengusulkan perubahan penting terhadap peraturan penalti FIFA. Langkah ini dipicu oleh sejumlah kontroversi dalam pertandingan internasional yang dinilai merugikan tim-tim kecil akibat ketentuan penalti yang ada saat ini.

Inisiatif dari Teluk: Usulan Bahrain

Dalam Kongres AFC terbaru yang digelar di Doha, BFA secara resmi menyampaikan proposal kepada FIFA yang bertujuan untuk merevisi prosedur penalti, khususnya pada babak adu penalti (penalty shootout). Bahrain menyoroti perlunya sistem yang lebih adil dan tidak terlalu menekan tim secara psikologis hanya karena urutan eksekusi penalti.

Salah satu poin penting dalam proposal tersebut adalah penerapan format “ABBA” (tim A menendang pertama, lalu tim B dua kali berturut-turut, kemudian tim A dua kali, dan seterusnya) dalam adu penalti—menggantikan format klasik “ABAB”. Skema ini sebelumnya telah diuji coba oleh FIFA pada tahun 2017 namun belum diberlakukan secara global.

Alasan di Balik Usulan Ini

Menurut Presiden BFA, Sheikh Ali bin Khalifa Al Khalifa, sistem penalti saat ini “cenderung memberikan keuntungan psikologis kepada tim yang menendang terlebih dahulu.” Mereka mengutip studi yang menunjukkan bahwa tim yang menendang pertama memiliki kemungkinan menang hingga 60%, sehingga menciptakan ketimpangan.

Bahrain juga menyarankan agar teknologi VAR lebih aktif dilibatkan untuk memastikan setiap pelanggaran kecil dalam proses penalti—seperti gerakan kiper sebelum bola ditendang—ditinjau secara konsisten.

Respon FIFA dan Komunitas Sepak Bola

Meskipun belum ada tanggapan resmi dari FIFA, usulan Bahrain mendapat perhatian dari berbagai federasi, termasuk federasi Asia Tenggara dan Afrika. Beberapa pelatih menyambut baik inisiatif ini, terutama mereka yang pernah menyaksikan timnya kalah secara dramatis dalam adu penalti yang dianggap "tidak adil".

Namun, ada juga pihak yang skeptis. Mereka menilai perubahan ini bisa memperlambat jalannya pertandingan dan mengubah atmosfer dramatis yang sudah menjadi bagian dari keindahan adu penalti.

Langkah Selanjutnya

Proposal dari Bahrain ini akan dibahas lebih lanjut dalam sidang Dewan FIFA yang dijadwalkan akhir tahun ini. Jika mendapat dukungan mayoritas, FIFA dapat mengujicobakannya kembali di turnamen-turnamen level junior atau regional sebelum memutuskan penerapannya secara luas.

BACA JUGA ARTIKEL SEPAK BOLA LAINYA DI sepakbolaarena 

Posting Komentar

0 Komentar