Keberhasilan PSIM Yogyakarta meraih gelar juara Liga 2 musim 2024/2025 dan promosi ke Liga 1 tak lepas dari peran penting sang pelatih, Erwan Hendarwanto. Namun, di balik kesuksesan tersebut, terselip kabar yang kurang menggembirakan. Erwan terancam tidak bisa mendampingi PSIM di Liga 1 karena terganjal regulasi.
Erwan Hendarwanto datang ke PSIM Yogyakarta dengan status sebagai pelatih caretaker. Namun, di bawah arahannya, Laskar Mataram menunjukkan performa yang luar biasa. Statistik mencatat, Erwan membawa PSIM meraih delapan kemenangan dan hanya satu kekalahan dalam sembilan pertandingan yang ia pimpin.
Magis Erwan berlanjut di babak 8 besar. Ia berhasil membawa PSIM menjadi juara Grup X dengan koleksi 15 poin, hasil dari lima kemenangan dan satu kekalahan. Puncaknya, Erwan berhasil mengantarkan PSIM meraih gelar juara Liga 2 setelah mengalahkan Bhayangkara FC di partai final.
Erwan Hendarwanto mengungkapkan keinginannya untuk tetap melatih PSIM di Liga 1. Ia mengaku mencintai tim tersebut dan berharap bisa terus berkontribusi. Namun, regulasi yang berlaku menjadi penghalang.
Regulasi tersebut mengharuskan pelatih kepala di Liga 1 memiliki lisensi AFC Pro. Erwan Hendarwanto sendiri saat ini baru memiliki lisensi AFC A. Hal ini membuatnya tidak memenuhi syarat untuk melatih di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
"Tentu syukur Alhamdulillah, tugas kita semua adalah meloloskan PSIM ke Liga 1. Bonusnya juara sudah kita dapatkan," ujar Erwan Hendarwanto dengan rendah hati. "Saya cinta PSIM," ungkapnya.
"Sehingga menurut saya dampaknya tidak hanya untuk sepak bola DIY dan Jateng saja, tapi bisa memberikan kontribusi untuk persepakbolaan nasional," pungkasnya.
Meskipun terganjal regulasi, Erwan Hendarwanto tetap berharap yang terbaik untuk PSIM di Liga 1. Ia juga menyampaikan doa dan harapan agar tim-tim asal Yogyakarta dan Jawa Tengah lainnya bisa meraih kesuksesan.
Keberhasilan Erwan Hendarwanto membawa PSIM promosi ke Liga 1 menjadi bukti kualitas kepelatihannya. Namun, regulasi yang berlaku membuatnya terancam tidak bisa melanjutkan kiprahnya bersama Laskar Mataram. Hal ini tentu menjadi kerugian bagi PSIM dan para pendukungnya.
0 Komentar