Amerika Serikat – Laga terakhir fase grup FIFA Club World Cup 2025 mempertemukan dua raksasa Eropa: Bayern Munich dan Benfica. Dalam pertandingan yang berlangsung sengit, Benfica sukses mencuri kemenangan 2–1 dari Bayern—hasil yang menjadi sorotan karena eksperimen rotasi besar-besaran yang dilakukan oleh pelatih Bayern, Vincent Kompany.
🔄 Rotasi Besar, Risiko Besar
Dalam upaya menyimpan tenaga pemain inti untuk babak knockout, Kompany menurunkan sejumlah pemain lapis kedua di starting XI. Nama-nama seperti Nick Woltemade dan Lovro Zvonarek tampil sebagai starter, sementara bintang utama seperti Harry Kane, Leroy Sané, dan Joshua Kimmich hanya duduk di bangku cadangan.
Sayangnya, keputusan ini justru membuat Bayern tampil kurang tajam dan kehilangan kontrol di lini tengah. Benfica memanfaatkan celah dengan baik—khususnya lewat kecepatan di sayap dan permainan pressing tinggi.
⚽ Kunci Kemenangan Benfica: Agresif dan Disiplin
Benfica unggul lebih dulu lewat João Mário, yang mencetak gol di menit ke-22 melalui tembakan jarak dekat setelah blunder pertahanan Bayern. Gol kedua datang di awal babak kedua lewat serangan balik cepat yang diselesaikan oleh Rafa Silva.
Bayern sempat memperkecil ketertinggalan melalui sundulan Thomas Müller di menit ke-78, namun sisa waktu tidak cukup untuk menyamakan skor.
📉 Pertanyaan untuk Kompany
Meski Bayern tetap lolos ke babak 16 besar sebagai runner-up grup, keputusan Kompany untuk melakukan rotasi ekstrem menuai kritik. Banyak yang mempertanyakan apakah ini waktu yang tepat untuk eksperimen, mengingat tingginya intensitas dan tekanan turnamen ini.
Di konferensi pers pasca-laga, Kompany mengatakan:“Kami percaya pada seluruh skuad, dan pertandingan knockout adalah prioritas utama. Kami harus menjaga kebugaran tim.”
🔜 Apa Selanjutnya?
Bayern kini akan menghadapi tantangan lebih berat di babak 16 besar, berpotensi melawan tim kuat seperti Real Madrid atau Manchester City—tergantung hasil pertandingan lain.
Benfica sendiri tampil impresif dan akan menjadi kuda hitam yang patut diwaspadai, terutama jika bisa mempertahankan disiplin dan agresivitas seperti saat melawan Bayern.
BACA JUGA ARTIKEL SEPAK BOLA LAINYA DI sepakbolaarena
0 Komentar